Rahmatan Lil Alamin Dalam Keberagaman

     Keragaman atau Pluralisme adalah sebagai sebuah realita sosial yang tidak mungkin ditolak oleh siapapun. Keragaman menjadi sebuah kebersamaan, seperti yang dicontohkan oleh bangsa kita sendiri. Dimana berjuta orang dengan berbagai kepentingan bercampur aduk. Tentunya semua itu sebagai sebuah pengertian bahwasanya Allah maha agung yang mampu mendesain secara apik dan fleksible pada semua ini, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an :
     Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, memberikan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang turun sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab yang lain itu maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu, untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan terang sekiranya Allah menghedaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan. Hanya Allah lah kembali kamu semua, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. QS (Al-Maidah): 48
     Dari penggalan ayat yang panjang diatas, keberagaman tidak hanya dipahami bahwa kita adalah masyarakat majemuk, beraneka ragam yang terdiri dari macam-macam keyakinan agama, suku, dan ras, melainkan keberagaman yang harus dipahami sebagai tali kebhinekaan dalam sebuah ikatan keadaban masyarakat. Oleh karena itu Islam mengajarkan Tasamuh (toleransi) sebagai sebuah wujud penyatuan, penghormatan terhadap keragaman yang terjadi dalam masyarakat. Akan tetapi bukan berarti penyatuan keselarasan dalam masalah aqidah dan ajaran agama, seperti yang dicontohkan oleh beliau Rasulullah SAW dalam peristiwa turunya surat Al-kafirun ayat 6 yang artinya sebagai berikut : bagimu agamamu dan bagiku agamaku.
     Ayat ini menunjukkan kearifan yang mendalam bukan hanya sekedar sopan santun dalam pergaulan, akan tetapi menunjukkan kearifan yang mengkondisikan secara aktif dan komunikatif terhadap kondisi konstruktif. (Jamal Ghofir : 2010)
     Islam merupakan agama yang menegaskan umatnya untuk menyebar dan menyiarkan ajaranya sebagai agama rahmatan lilalamin, yang menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan bagi umat yang menjalankan dengan sungguh-sungguh. Ketegasan bukan berarti paksaan yang akan mengakibatkan konflik dengan mengatas namakan agama, dan menjadikan Terorisme sebagai jalan kebenaran. Keadaan itulah yang mengakibatkan pemahaman bahwa Islam sebagai ajaran Radikalis, padahal pada kenyataanya konsep Islam yakni rahmatan lilalamin. Maka dari itu sebagai generasi muda sudah sepatutnya untuk terus berusaha mempelajari dan memahami betul-betul arti agama Islam yang sesungguhnya.

Posting Komentar

1 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement